Kamis, 24 November 2016

Memaknai Hari Guru

Menurut UU no.14 Tahun 2005 bahwa Guru ialah seorang pendidik profesional dengan tugas utamanya mendidik,  mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini melalui jalur formal pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Dari penjabaran UU di atas, jelas bahwa guru mempunyai tugas yang tidak berat. mulai dari perencanaan sampai pada tahap evaluasi, mengharuskan guru harus bisa mendidik dan mengarahkan peserta didik pada output yang memahami tugasnya sebagai khalifah dimuka bumi ini. hal ini sesuai dengan apa yang diutarakan oleh Noor Jamaluddin bahwa guru ialah pendidik, yakni orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar dapat mencapai kedewasaannya, yaitu mampu berdiri sendiri dan dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah khilafah di muka bumi, sebagai makhluk sosial dan makhluk individu yang mampu berdiri sendiri. jelaslah bahwa peran penting seorang guru dalam hal lain dikatakan pendidik tidak disamakan dengan profesi lainnya.
guru seyogyanya harus bisa memberikan suri tauladan yang bisa dicontoh oleh muridnya. suri tauladan dalam hal ini tentunya sikap perilaku/perbuatan yang mencerminkan sikap luhur dan adigung sehingga anak-anak (murid) bisa mengikutinya. sikap luhur tersebut mencerminkan bahwa guru harus memberikan kabar yang baik, memudahkan persoalan tidak malah memberatkan, sehingga permasalahan yang dihadapi tidak malah membuat murid jadi orang yang terpinggirkan, takut terhadap keadaan dan mengarah kepada individu yang tidak diinginkan kita semua. hadist Nabi :
عَنْ اَبِي مُوسَى قَالَ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ اِذَا بَعَثَ اَحَدً مِنْ اَصْحَابِهِ فِى بَعْضِِ اَمْرِهِ قَالَ بَشِّرُ وَلاَ تُنَـفِّرُوا وَيَسِّرُواوَلاَ تُعَسِّرُوا
Artinya :
“Dari Abu Musa beliau berkata, “ Rasulullah SAW apabila mengutus salah satu orang sahabatnya untuk mengerjakan sebagian perintahnya selalu berpesan “ Sampaikan berita gembira oleh kalian dan janganlah kalian menimbulkan rasa antipati, berlaku mudahlah kalian dan janganlah kalian mempersulit “.
Kita sebagai pendidik (guru) tentunya harus merasa bangga terhadap profesi ini. Karena dari tangan gurulah, generasi penerus tercipta. generasi yang bisa mewarnai perkembangan negeri ini khususnya dan tentunya dunia pada umumnya. Islam tentunya sangat mengharuskan pendidik untuk bisa menciptakan generasi islami yaitu generasi dengan kepribadian Islami, yaitu pola pikir (aqliyah) dan pola jiwa (nafsiyah) yang berlandaskan Islam. Mempersiapkan anak-anak kaum Muslim agar di antara mereka menjadi ulama-ulama yang ahli di setiap aspek kehidupan, baik ilmu-ilmu keislaman (ijtihad, fikih, peradilan dan lain-lain) maupun ilmu-ilmu terapan (teknik, kimia, fisika, kedokteran, dan lain-lain). Dari pemikiran tersebut, peradaban Islam mampu melahirkan individu-individu terbaik yang memiliki pola pikir dan pola sikap Islam serta jiwa kepemimpinan, baik pada skala individu, komunitas bahkan skala negara. Khilafah wajib menyiapkan generasi terbaik (khayru ummah), yang memiliki kepribadian Islam, faqih fi ad-Din (faqih dalam ilmu agama), terdepan dalam sains dan teknologi, serta memiliki jiwa pemimpin. Generasi tersebut disiapkan melalui pemberian kurikulum pendidikan yang berlandaskan akidah Islam. Kurikulum tersebut melingkupi kurikulum dasar, seperti tahfizh al-Quran dan bahasa (Arab, lokal, internasional); kurikulum inti, seperti tsaqafah Islam (ilmu-ilmu keislaman, al-Quran, hadits, fiqih, dan lain-lain); dan kurikulum penunjang, seperti ilmu-ilmu terapan, matematika, dan lain-lain.
Mari kita awali dengan niat yang tulus, untuk melahirkan generasi-generasi yang unggul. Karena bagaimanapun langkah dan tujuan kita merupakan sandaran agung untuk bisa menciptakan peradaban manusia yang lebih dinamis dan harmonis. Mudah-mudahan Allah SWT selalu menyertai langkah kita semuanya, amin.

Selamat hari guru, selamat berjuang kawan!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar