Menurut UU no.14 Tahun 2005 bahwa Guru ialah seorang
pendidik profesional dengan tugas utamanya mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini melalui jalur formal pendidikan dasar dan pendidikan
menengah. Dari penjabaran UU di atas, jelas bahwa guru mempunyai tugas yang
tidak berat. mulai dari perencanaan sampai pada tahap evaluasi, mengharuskan
guru harus bisa mendidik dan mengarahkan peserta didik pada output yang
memahami tugasnya sebagai khalifah dimuka bumi ini. hal ini sesuai dengan apa
yang diutarakan oleh Noor Jamaluddin bahwa
guru ialah pendidik, yakni orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan
bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan
rohaninya agar dapat mencapai kedewasaannya, yaitu mampu berdiri sendiri dan
dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah khilafah di muka bumi,
sebagai makhluk sosial dan makhluk individu yang mampu berdiri sendiri.
jelaslah bahwa peran penting seorang guru dalam hal lain dikatakan pendidik
tidak disamakan dengan profesi lainnya.
guru seyogyanya harus bisa memberikan
suri tauladan yang bisa dicontoh oleh muridnya. suri tauladan dalam hal ini
tentunya sikap perilaku/perbuatan yang mencerminkan sikap luhur dan adigung
sehingga anak-anak (murid) bisa mengikutinya. sikap luhur tersebut mencerminkan
bahwa guru harus memberikan kabar yang baik, memudahkan persoalan tidak malah
memberatkan, sehingga permasalahan yang dihadapi tidak malah membuat murid jadi
orang yang terpinggirkan, takut terhadap keadaan dan mengarah kepada individu
yang tidak diinginkan kita semua. hadist Nabi :
عَنْ اَبِي مُوسَى قَالَ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى الله ُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمْ اِذَا بَعَثَ اَحَدً مِنْ اَصْحَابِهِ فِى بَعْضِِ اَمْرِهِ قَالَ
بَشِّرُ وَلاَ تُنَـفِّرُوا وَيَسِّرُواوَلاَ تُعَسِّرُوا
Artinya :
“Dari
Abu Musa beliau berkata, “ Rasulullah SAW apabila mengutus salah satu orang
sahabatnya untuk mengerjakan sebagian perintahnya selalu berpesan “ Sampaikan
berita gembira oleh kalian dan janganlah kalian menimbulkan rasa antipati,
berlaku mudahlah kalian dan janganlah kalian mempersulit “.
Kita sebagai pendidik (guru) tentunya harus merasa
bangga terhadap profesi ini. Karena dari tangan gurulah, generasi penerus
tercipta. generasi yang bisa mewarnai perkembangan negeri ini khususnya dan
tentunya dunia pada umumnya. Islam tentunya sangat mengharuskan pendidik untuk
bisa menciptakan generasi islami yaitu generasi dengan kepribadian
Islami, yaitu pola pikir (aqliyah) dan pola jiwa (nafsiyah) yang berlandaskan
Islam. Mempersiapkan anak-anak kaum Muslim agar di antara mereka menjadi
ulama-ulama yang ahli di setiap aspek kehidupan, baik ilmu-ilmu keislaman
(ijtihad, fikih, peradilan dan lain-lain) maupun ilmu-ilmu terapan (teknik,
kimia, fisika, kedokteran, dan lain-lain). Dari pemikiran tersebut, peradaban
Islam mampu melahirkan individu-individu terbaik yang memiliki pola pikir dan
pola sikap Islam serta jiwa kepemimpinan, baik pada skala individu, komunitas
bahkan skala negara. Khilafah wajib menyiapkan generasi terbaik (khayru ummah), yang
memiliki kepribadian Islam, faqih fi ad-Din (faqih
dalam ilmu agama), terdepan dalam sains dan teknologi, serta memiliki jiwa
pemimpin. Generasi tersebut disiapkan melalui pemberian kurikulum pendidikan
yang berlandaskan akidah Islam. Kurikulum tersebut melingkupi kurikulum dasar,
seperti tahfizh al-Quran dan bahasa (Arab, lokal, internasional); kurikulum
inti, seperti tsaqafah Islam (ilmu-ilmu keislaman, al-Quran,
hadits, fiqih, dan lain-lain); dan kurikulum penunjang, seperti ilmu-ilmu
terapan, matematika, dan lain-lain.
Mari kita awali dengan niat yang tulus,
untuk melahirkan generasi-generasi yang unggul. Karena bagaimanapun langkah dan
tujuan kita merupakan sandaran agung untuk bisa menciptakan peradaban manusia
yang lebih dinamis dan harmonis. Mudah-mudahan Allah SWT selalu menyertai
langkah kita semuanya, amin.
Selamat hari guru, selamat berjuang
kawan!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar